"Ah, tidak persis begitu. Soalnya, hanya sifat manusia, itu saja. Manusia hatinya tidak kuat, mereka itu lemah. Kesendirian bukan alamnya, terutama kalau kesendirian itu disertai pengepungan tentara pengejaran dengan . Kau bisa saja menganggap itu wajar, t aku akan heran sekali kalau bisa menolak godaan untuk mendatangi kita menghangatkan diri dekat ." "Apa itu bukan sekadar impian? Dia barangkali sama sekali tidak di dekat-dekat sini." menggelengkan kepala dan katanya, "Bukan, ini bukan sekadar impian. Ini malahan bukan teoriku sendiri. Ini milik seorang ahli strategi." Ia berbicara demikian yakin, hingga jadi merasa puas bahwa penolakan itu demikian pastinya. "Aku perkirakan berada dekat sekali di sini, t belum lagi bisa memutuskan, kita ini kawan atau lawan. Anak malang itu barangkali sedang dilanda keraguan, dan dia sedang bergelut dengannya, tak dapat maju atau mundur. Dugaanku dia sedang bersembunyi di dalam bayangan kegelapan sekarang ini, memandang kita dengan mencuri-curi, dan bertanya-tanya habis-habisan, apa yang harus dilakukannya. 0, begini. Coba kemarikan suling yang kausimpan dalam -mu itu." "Suling bambu saya?" "Ya, biar kumainkan sebentar." "Tidak. Tak mungkin. Tak pernah saya mengizinkan siapa pun menyentuhnya." "Kenapa?" desak . "Tak peduli kenapa!" teriak sambil menggeleng. "Apa ruginya kalau aku memainkannya? Suling ertambah baik kalau imainkan. Aku tak akan merusaknya." "T...." Dan pun mencengkeramkan tangan kanannya kuat-kuat ke suling dalam -nya. dilahirkan pada tanggal. Ia dimasukkan ke nya pada usia 5 tahun oleh ibunya. Ketika akan berangkat ia harus berlari-lari kecil menuju nya yang berjarak kurang lebih 2½ mil itu. Dan dengan jarak yang sama pula kembali pulang pada saat gelap telah turun, sampai di rumah. Dengan begitu ia harus membawa bekal dari rumah untuk makan siang di nya. Tiga tahun kemudian ia dipindahkan ke lain oleh orang tuanya tapi masih dalam jarak yang sama. Sejak masih kecil telah menaruh perhatian yang besar terhadap berbagai -. Hal tersebut amat mencemaskan nya. nya, menginginkan anaknya kelak menjadi seorang petani atau besar dan sukses karena ia sendiri adalah juga keturunan seorang petani. Akan tetapi tidak berminat terhadap pertanian. Kesukaannya kepada - itu kadang-kadang sering menyulitkannya, karena ia harus melawan kemauan nya. Suatu hari seorang petani datang ke sambil marah-marah. Ia mengadu kepada di itu, dan menceritakan perihal tingkah laku beberapa orang itu. Mereka dipimpin oleh untuk membendung sebuah sungai kecil yang mengaliri ladang-ladang pertanian miliki petani tadi. Bendungan tersebut mengakibatkan aliran sungai menjadi terhenti dan mengakibatkan banjir yang tidak karuan. Sang langsung berpaling dan berkata kepada , “Pekerjaan apa ini, ?”, Tanya nya dengan geram. “Mengapa, ee” jawab tanpa acuh, “Kami tidak melakukan apa pun dan membanjiri ladang itu, kami hanya membangun sebuah bendungan untuk membendung air guna mengadakan kincir air untuk penggilingan kopi.
7 tahun yang lalu