Sejumlah maskapai penerbangan besar di Eropa melakukan uji coba terbang mengitari Eropa tanpa penumpang meskipun pejabat di bidang transportasi telah memperingatkan bahaya abu vulkanik dari gunung berapi di Islandia. Dalam laporannya kemarin, maskapai penerbangan KLM Royal Dutch Airlines telah menerbangkan 4 pesawatnya melewati abu mikroskopik yang menyelimuti Belanda dan Jerman. Begitu juga dengan maskapai Air France, Lufthansa dan Austrian Airlines. KLM melaporkan pesawat dengan berbagai tipe telah terbang sepanjang 185 Km dari Duesseldorf, Jerman bagian barat menuju Bandara Schiphol, Amsterdam. Pesawat KLM itu terbang di atas ketinggian yang tidak normal, yakni 10.000 kaki. Namun, mereka tidak berupa untuk membantah bahwa awan berupa abu volkanik itu berada di ketinggian 20.000-30.000 kaki. Ketinggian itu merupakan batas tertinggi yang diizinkan bagi kebanyakan penerbangan komersial. "Melihat kondisi cuaca, kami ingin membantah larangan itu. Langit masih biru. Sangat jelas sekali tidak terlihat adanya ketebalan awan berupa abu volkanik itu. Menurut kami, tidak ada alasan tidak mengijinkan melakukan penerbangan," ujar Vice President Asosiasi Pilot KLM Steven Verhagen. Verhagen juga merupakan pilot pesawat jenis Boeing 737. Eksekutif kepala Asosiasi Pilot KLM Peter Hartman, yang juga mengikuti penerbangan mengeliling Eropa paska meletusnya gunung di Islandia, berharap bisa segera mendapatkan izin beroperasi dan bisa segera menerbangkan penumpang ke tempat tujuannya masing-masing. Dalam kesempatan yang sama, Juru bicara Eurocontrol Kyla Evans mengemukakan keputusan beroperasi atau tidak sebuah maskapai tergantung dari kebijakan otoritas penerbangan negara yang bersangkutan karena juga berkaitan dengan kondisi cuaca di negara yang bersangkutan. Akibat abu volkanis dari Islandia, seperti dilaporkan Eurocontrol, kekacauan lalulintas udara telah terjadi sejak Sabtu. Selama hari itu, hanya 4.000 penerbangan diperkirakan di angkasa Eropa dibanding 24.000 penerbangan biasanya. International Air Transport Association memperkirakan pembatalan penerbangan menyebabkan perusahaan merugi sekitar US$200 juta per hari. Penerbangan telah dihentikan sejak 14 April saat debu dari letusan mencapai 5.466 kaki dan menutupi ribuan kilometer wilayah udara Eropa. Badan pengawas penerbangan Eropa itu melaporkan jumlah tersebut, yang dibandingkan dengan 4.886 penerbangan pada Sabtu, dan mengatakan seluruhnya 63.000 penerbangan telah dibatalkan di angkasa Eropa sejak Kamis. Menurut badan itu, pelayanan kontrol lalulintas udara tidak tersedia di sebagian besar angkasa Eropa, tetapi penerbangan berlangsung di Eropa selatan, yang mencakup beberapa bagian Spanyol dan Portugal, Balkan selatan, Italia selatan, Bulgaria, Yunani dan Turki. milik maskapai Lion Air mengeluhkan tentang keamanan bagasi milik mereka saat menggunakan jasa penerbangan maskapai tersebut.
7 tahun yang lalu