Menyusul kekacauan system manajemen yang mengakibatkan terjadinya delay bahkan pembatalan banyak jadwal penerbangan Garuda Indonesia, maskapai milik pemerintah ini memutuskan penutupan sementara reservasi (pemesanan) tiket pesawat Garuda untuk rute penerbangan domestik hingga pada tanggal 24 November 2010. Keputusan ini diambil agar pihak Garuda bisa lebih memusatkan usaha untuk menyelesaikan gangguan pelayanan yang sudah terjadi. Penerbangan internasional yang juga mengalami penutupan pemesanan tiket pesawat untuk jangka waktu yang sama adalah pada rute penerbangan ke Singapura. Reservasi tiket pesawat Garuda rute Semarang-Jakarta terpaksa ditutup hingga 24 November, menyusul kekacauan sistem manajemen yang mengakibatkan penundaan dan pembatalan sejumlah penerbangan hingga kemarin. General Manager PT Garuda Indonesia Cabang Semarang Kokoh Ritonga mengatakan penutupan reservasi itu merupakan keputusan manajemen pusat agar Garuda bisa fokus mengatasi gangguan pelayanan yang terjadi saat ini. Otomotif. Kotabumi. Lampung Utara. "Jadi, tidak hanya Semarang-Jakarta, semua rute domestik ditutup reservasinya supaya tidak tambah masalah. Khusus penerbangan internasional, (rute) Singapura kami tutup. Tapi, penerbangan tetap jalan untuk penumpang yang sudah pesan tiket dari kemarin-kemarin. Yang penting kita urus dulu masalah ini biar clear," katanya hari ini. Manajemen Garuda, lanjutnya, akan kembali membuka reservasi pada 25 November dengan asumsi sistem manajemen penerbangan telah pulih seperti sediakala. Kokoh mengungkapkan gangguan penerbangan itu terjadi karena ketidaksinkronan data menyusul penerapan program baru berupa integrated operation control system (IOCS) yang tidak optimal sehingga menyebabkan keterlambatan jadwal penerbangan. "Jadi, bukan karena pemogokan pilot seperti kabar yang beredar saat ini," tandasnya. Dia menjelaskan program baru tersebut mengintegrasikan tiga sistem yang tadinya masing-masing berdiri sendiri. Tiga sistem tersebut mencakup sistem monitor kru pesawat, sistem monitor pergerakan pesawat dan sistem monitor jadwal penerbangan. "Penyatuan ketiga sistem diterapkan Kamis pekan lalu (18 November) dan mulai terjadi ketidaksinkronan data pada Sabtu pekan lalu (20 November). Kami kehilangan jejak pesawat ini terbang ke mana, krunya siapa," jelasnya. Menurut dia, program baru itu sebenarnya telah disimulasi sebelum diterapkan, tetapi mendadak terjadi kekacauan data. Pihak manajemen selanjutnya memutuskan kembali memakai sistem lama untuk sementara waktu. Akibat kekacauan sistem tersebut, terhitung sejak 21 November hingga siang kemarin, dua penerbangan dibatalkan dan empat lainnya mengalami penundaan keberangkatan. Berdasarkan pengamatan Bisnis, ratusan penumpang menumpuk di Bandara Achmad Yani karena penundaan tersebut. Menurut catatan manajemen Garuda, sekitar 600-700 penumpang mengalami gangguan pelayanan sejak Sabtu pekan lalu. Sementara itu, sejumlah penumpang di Bandara Ahmad Yani mengeluhkan manajemen Garuda yang tidak memberikan informasi atas keterlambatan pesawat. "Saya baru tahu pesawat delayed itu ya setelah boarding. Sama sekali tidak ada pemberitahuan dari Garuda. Pesawatnya saya seharusnya berangkat pukul 13.00, tetapi di-delay sampai pukul 14.45. Padahal, pukul 14.00 saya ada meeting dengan anak buah," keluh Mary Tan, salah satu penumpang yang akan ke Jakarta untuk urusan bisnis. Mary mengaku tidak beralih ke maskapai penerbangan lain karena jadwal penerbangan mereka pun sama dengan jadwal Garuda yang diundur.
7 tahun yang lalu