Kemarin saya sempat membantu beberapa teman di pelabuhan untuk mengaktifkan gprs di ponsel mereka. Ada beberapa teman yang gprs di ponselnya memang sudah aktif. Itu karena mereka menggunakan ponsel Nokia seri N yang biasanya setting gprs-nya sudah siap pakai. Tinggal daftarkan kartu SIM ke operator, siap deh untuk ngalor-ngidul di dunia maya. Yang repot kalau pakai ponsel yang harus diatur dulu setting gprs-nya. Kebanyakan orang belum tahu caranya, termasuk saya. Tapi, meskipun dengan sangat gratul-gratul, akhirnya gprs di ponsel mereka berhasil diaktifkan. Sekalian saya instalkan opera mini-nya. Komplit deh. Gratis, tanpa biaya. Teman-teman saya itu baru "ngeh" tentang internet. Heran, sudah di abad 21, ternyata masih banyak orang-orang yang belum akrab dengan dunia internet. Saya jadi merasa bersyukur karena memiliki peralatan kerja yang mengakibatkan saya terpaksa akrab dengan internet. Bisa ngeblog lagi. Saya baru tersadar dengan kenyataan itu setelah mengaktifkan gprs di ponsel mereka. Meskipun punya ponsel yang sudah bisa digunakan untuk internetan, mereka belum tahu mau ngapain dulu. Saya pun segera mengarahkan mereka untuk mengakses situs google. Saya bilang, ketik apa saja yang ingin mereka cari pada kotak kecil yang tersedia itu, lalu klik telusuri. Berhasil. Dan tidak heran, jika keyword yang mereka pilih adalah keyword yang mengarah ke situs-situs yang pernah hampir diblokir total oleh depkominfo. Apa lagi setelah mereka tahu tentang modus pencarian gambar. Pokok’e ndak ingat kalau lagi bulan puasa. Saya sarankan supaya jangan terlalu mengakses situs-situs seperti itu. Cuma buang-buang jatah kb aja. Cari situs-situs berita seperti kompas, tempo, antara, detik.com, dan sebagainya. ***Halah, ngajarin orang lain, padahal kepingin juga buka situs gituan*** Wekekeke… Tiba-tiba salah seorang teman nyeletuk, "Eh…, ada Pulau Bunyu". Ternyata dia menemukan beberapa gambar dari blog saya pada hasil pencarian di google. Itu karena dia menggunakan keyword Pulau Bunyu. Akhirnya teman itu tahu kalau saya yang punya content itu. "Koq gambar pelabuhan kita bisa mas Johan masukkan ke internet?", tanya teman itu pada saya. Saya terdiam sebentar, memilih jawaban yang menurut saya paling mudah dimengerti oleh orang yang baru berkenalan dengan internet. "Itu gambar yang saya taruh di website saya", jawab saya sekenanya. Kalau saya bilang blog, mungkin belum begitu familiar bagi kebanyakan orang. "Website itu apa?", tanyanya lagi. Wah…, sekarang saya yang jadi bengong mesti bilang apa. Apa situasinya mirip seperti saat saya menjelaskan tentang "lunas" pada orang yang jarang melihat kapal? Masalahnya saya sendiri belum mengerti betul perbedaan website dengan blog. Tapi akhirnya saya jawab juga bahwa website itu adalah internet saya di internet. Kebayang ndak bahwa ada penjelasan sengawur itu. Tapi ternyata jawaban itu membuat teman saya mengangguk-anggukkan kepala. Ndak tau, apa karena dia puas dengan jawaban saya, atau karena tahu kalau saya memberikan jawaban yang ngawur, tapi ndak enak mau bilang pada saya. Wekekekeke…. Militer, Hankam. Otomotif. Penerbangan, Pariwisata. Ponsel, Komputer, Seluler, Kamera Digital. Kotabumi, Lampung Utara. Maritim, Kapal, Laut. Resep Memasak, Kuliner Kesehatan. Indonesia Tourism and Aviation. Nusantara Culinary. Gambar Kartun.
7 tahun yang lalu